Kontribusi Aktifitas Fisik dan Asupan Zat Gizi terhadap Densitas Massa Tulang Pegawai Negeri Sipil
Abstract
Latar Belakang: Penyakit osteoporosis merupakan penyakit tulang yang paling sering didapat, disebut juga silent disease yang tidak memiliki gejala sampai penderita mengalami patah tulang. Prevalensi osteopenia di Indonesia mencapai 41,8 % sedangkan osteoporosis 10,3 % (2005). Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan aktifitas fisik dan faktor lain yang berhubungan dengan densitas massa tulang.
Metode: Desain penelitian yang digunakan cross sectional study dengan sampel pegawai Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Sumatera Barat yang diperiksa densitas massa tulangnya oleh PT. Fonterra Brands Indonesia pada bulan Februari 2009.
Hasil: Hasil penelitian didapatkan 52,1% responden laki-laki, 64,9 % berpendidikan perguruan tinggi, 10,4 % mempunyai riwayat keluarga osteoporosis dan 22,2 % responden wanita menggunakan alat kontrasepsi. Asupan kalsium responden 100 % kurang, sedangkan asupan fosfor dan vitamin D responden kategori lebih berturutturut 28,7% dan 18,1%. Aktifitas fisik responden 40,4% kurang aktif, 41,5% mengalami gizi lebih, 16 % menderita osteoporosis dan 40,4 % osteopenia.
Kesimpulan: Dari hasil analisis korelasi regresi diketahui semakin tinggi aktifitas fisik responden maka semakin tinggi densitas massa tulang responden (r = 0,225). Disarankan pegawai perlu meningkatkan aktifitas fisik terutama berolahraga secara teratur, terutama olahraga yang berhubungan dengan kepadatan tulang, seperti senam beban atau senam osteoporosis dan meningkatkan intensitas kegiatan di luar ruangan sehingga dapat terpapar sinar matahari pagi hari atau sore hari yang mengandung ultraviolet yang baik untuk mengaktifkan vitamin D sehingga dapat membantu penyerapan kalsium dan fosfor.
Kata Kunci: aktifitas fisik, densitas massa tulang, pegawai, olahraga, kalsium
Full text article
Authors
Authors who publish with Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat (JIKM) agree to the following conditions:
- The author retains the copyright and gives the editorial board the first right to be published with work that is simultaneously licensed under the Creative Commons Linking License that allows others to share (copy and redistribute) material in the media or format an adaptation of the work for any purpose.
- Authors can enter into separate additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of published journal works (for example, posting them to institutional repositories or publishing them in books), with recognition of the initial publication of this journal.