Karakteristik Pengguna Narkoba Suntik (Penasun) yang Akses dan Tidak Akses Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril di Palembang, Sumatera Selatan

Najmah (1)
(1) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya , Indonesia

Abstract

Latar Belakang : HIV/AIDS telah menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat internasional. Salah satu metode yang efektif untuk men HIV / AIDS adalah melalui penggunaan jarum dan alat suntik bersama antara Pengguna Narkoba Suntik (Penasun). Layanan jarum dan alat suntik steril (LJASS) elah berjalan di Palembang sejak tahun 2009. Penelitian sebelumnya terbatas terhadap deskripsi penasun di kota Palembang tanpa membedakan karaktersitik penasun baik yang akses dan tidak mengakses jarum suntik dan Program (LJASS). Tujuan untuk mengidentifikasi perbedaan karakteristik penasun yang akses LJASS dan tidak akses LJASS.
Metode : Penelitian ini menggunakan studi desain kasus-kontrol (case-control) dengan responden direkrut dengan menggunakan teknik bola salju (snowball). Regresi sederhana dan ganda dengan menggunakan program statistik (Stata versi 10) untuk mengidentifikasi perbedaan karakteristik penasun yang akses LJASS dan tidak akses LJASS. Odds rasio, derajat kepercayaan 95% dan nilai signifikansi dilaporkan.
Hasil Penelitian : Empat puluh enam penasun dari LJASS dan 75 penasun yang tidak akses LJASS direkrut. Sebagian besar, responden adalah laki-laki dengan tingkat pendidikan sekolah menengah atas dan berstatus tidak menikah. Ada perbedaan sikap terhadap pengurangan dampak buruk(harm reduction) dan LJASS antara penasun yang akses LJASS dan nono-LJASS. Analisis bivariat menunjukkan bahwa penasun yang memiliki sikap positif terhadap pengurangan dampak buruk dan program LJASS cenderung 2,76 kali untuk akses LJASS dibandingkan dengan mereka yang memiliki sikap negatif (OR 2,76 (1,30-5.89), sig.0.008). Kemudian, penasun yang menyuntik narkoba cenderung untuk mengakses LJASS cenderung 1,09 kali meningkat untuk setiap peningkatan tahun lamanya penggunaan napza suntik dengan signifikansi moderat untuk menolak hipotesis nol (OR 1,09 (95% CI 1,003-1,19), sig. 0,04). Namun, variabel pendidikan, umur, tingkat pendapatan dan pengetahuan tentang HIV /AIDS dan pengurangan dampak buruk (harm reduction) tidak berbeda secara signifikan antara penasus yang mengakses dan tidak mengakses LJASS. Setelah penyesuaian faktor pembaur (confoundings), hubungan antara lama penggunaan napza suntik dan sikap IDU terhadap pengurangan dampak buruk (harm reduction) dan NSP masih ditemukan.
Kesimpulan : Penasun yang memiliki sikap positif terhadap konsep harm reduction dan LJASS dan lebih lama menggunakan napza suntik lebih cenderung mengakses LJASS. Peningkatan teman sebaya dari expenasun adalah penting untuk meningkatkan sikap positif terhadap pengurangan dampak buruk di kalangan penasun. Selain itu, penelitian lebih lanjut dengan ukuran sampel besar dan pendekatan kualitatif sangat dibutuhkan.
Kata Kunci : Pengguna napza suntik, Karakteristik, Layanan jarum dan alat suntik steril

Full text article

Generated from XML file

Authors

Najmah
1.
Najmah. Karakteristik Pengguna Narkoba Suntik (Penasun) yang Akses dan Tidak Akses Layanan Jarum dan Alat Suntik Steril di Palembang, Sumatera Selatan. JIKM [Internet]. 2018 Jul. 1 [cited 2024 Nov. 21];4(1). Available from: https://ejournal.fkm.unsri.ac.id/index.php/jikm/article/view/280

Article Details